Rabu, 22 Juni 2022

Tembang Macapat

Perjalanan Hidup Manusia dalam Tembang Macapat

Rangkaian sastra yang di bubuhkan dalam bentuk tembang Macapat Jawa yang diawali dari maskumambang sampai pucung bisa diartikan sebagai unsur yang mengkiaskan fase-fase kehidupan manusia Jawa. dilihat dari perspektif alur dan makna yang terkandung dalam rangkaian tembang Macapat Jawa tersebut, adalah sebuah rangkaian alur kehidupan dan keberadaan manusia (ontologi), cara menemukan hakikat hidup yang benar (epistemologi), dan sekaligus mempunyai nilai etik jawa (aksiologi). Dalam hal ini ketiga unsur tersebut adalah kerangka yang membangun filsafat Jawa itu sendiri.Tembang macapat diyakini sebagian besar orang jawa sebagai kelompok tembang yang memiliki makna proses hidup manusia, proses dimana Tuhan memberikan ruh-Nya, hingga manusia tersebut kembali kepada-Nya. Sifat-sifat manusia sejak lahir hingga kematiannya digambarkan dengan runtut dalam sebelas tembang macapat.


Maskumambang (Janin)
Mijil (Terlahir)
Sinom (Muda)
Kinanti (Dipandu)
Asmaradana (Api Asmara)
Gambuh (Sepaham/cocok)
Dhandanggula (Manisnya Kehidupan)
Durma (Mundurnya tata krama)
Pangkur (Menarik diri)
Megatruh (Sakaratul maut) 
Pucung (Kematian/dipocong)

sebelas tahapan kehidupan manusia

MASKUMAMBANG, janin dalam kandungan, masih kemambang (terapung) dalam rahim ibunya

MIJIL, setelah kurang lebih 9 bulan 10 hari dilahirkan. mijil artinya muncul.

SINOM, nom-muda/belia. Artinya ada pada masa kanak kanak sampai remaja (nom noman)

KINANTHI, "di kantheni" artinya dalam bimbingan orang tua dan dalam masa belajar.

ASMARADANA, kalau sudah menjadi "anak remaja nom noman" atau muda mudi maka akan mengenal rasa suka kepada lawan jenis (asmara).

GAMBUH, berawal dari kata jumbuh-cocok. Jadi kalau sudah ada kecocokan maka akan menuju jenjang pernikahan.

DANDANGGULA, dandang-tempat untuk menanak nasi, gula-manis. artinya dalam membina rumah tangga mencapai manisnya hidup.

DURMA, mundur senggama, artinya mulai mengurangi hubungan suami istri (bersenggama). durma yang berarti darmo-weweh, yaitu berbagi kepada sesama.

PANGKUR, nyimpang lan mungkur, maksudnya menyimpang dari adharma. juga menyimpang dari kehidupan duniawi.

MEGATRUH, megat-cerai, ruh-roh (atman). artinya bercerainya atau berpisahnya atman dengan badan kasar. juga di sebut waktu ajal/meninggal.

PUCUNG, yaitu sudah menjadi mayat dan di "pocong"













Tulisan Aksara Jawa

 Filosofi Tulisan Jawa

HANACARAKA DATASAWALA PADHAJAYANYA MAGABATHANGA

Gambaran Perjalanan Hidup Manusia

Berbicara mengenai filosofi hidup manusia, sejak kelahirannya didunia (yang sekarang kita jalani) sampai nanti akhir hayatnya/meninggal dunia menghadap kembali kepada Yang Maha Pencipta/Allah SWT, pasti akan memiliki makna dalam kehidupannya, dari menjadi manusia yang berahlak baik atau sebaliknya, dari manusia yang (mampu) memiliki ilmu (bermanfaat) lebih kemudian ditularkan kepada orang lain (ilmu padi) atau sebaliknya, dari manusia yang memiliki rejeki lebih (kaya) namun tidak bersifat sombong bahkan dermawan atau sebaliknya dan seterusnya, dalam hal ini bagaimana cara sikap manusia selama menjalankan aktifitas kehidupannya, baik menjadi pemimpin dalam keluarga, dalam masyarakat, termasuk pada lingkungannya, serta tidak lupa senantiasa menjalankan kewajiban melaksanakan perintah-Nya melalui kepercayaan (agama) yang dianutnya, dan kesemuanya akan berakhir kemudian mempertanggung jawabkan hasil dari kehidupannya kepada Yang Maha Mengetahui/Maha Memiliki Segala-Nya/Allah SWT.


Dalam khasanah Jawa, perihal manusia dapat dikenal dari ajaran aksara jawa :
HANACARAKA DATASAWALA PADHAJAYANYA MAGABATHANGA

1. HANACARAKA
Yang menjelaskan hakekat manusia,
a. HA NA yang artinya : ono (ada)
HA bermakna hidup
NA bermakna nglegono, yang berarti ada kehidupan yang masih suci, berarti pula kehidupan yang masih suci bersih, ternoda oleh kesalahan dan dosa, atau fitrah, yang berarti sejak kelahirannya manusia dalam keadaan masih suci.
b. CA RA KA yang artinya bekal manusia hidup di dunia,
CA bermakna cipto (cipta),
RA bermakna roso (rasa)
KA bermakna karso (kehendak) yang berarti dalam kehidupan manusia senantiasa sangat dipengaruhi oleh daya cipta, daya rasa dan daya karsa (kehendak-keinginan untuk mewujudkan kehidupan yang bermakna dan penuh kemuliaan).

2. DATASAWALA
Yang artinya akal yang tidak cacat, gambaran manusia yang baru lahir.

3. PADHAJAYANYA
Yang artinya sama saktinya, sama digdayanya, sama kekuatannya.

4. MAGABATHANGA
MA bermakna sebagai sukmo (sukma/jiwa/roh)
GA bermakna sebagai rogo (raga/badan/tubuh)
BA THA bermakna sebagai bathang (jasad/badan sebagai manusia telah meninggal)

NGA bermakna sebagai lungo (pergi) yang berarti berpisahnya sang sukmo (sukma/ roh) dari rogo (raga/tubuh) menjadi jasad yang ditamana di dalam tanah, dan sukma pergi meninggalkan sang raga/tubuh untuk menghadap kepada Tuhan Yang Maha Esa/Allah SWT guna mempertanggung jawabkan hasil aktifitas dan pekerjaannya selama masih berada di alam dunia. Sehingga arti secara keseluruhan dari makna tersebut adalah: Bahwa Manusia dilahirkan ke dunia dalam kondisi masih telanjang (fitrah/suci) kemudian manusia diberikan oleh Tuhan berupa daya cipta, daya rasa, dan daya karya/karsa untuk memlih bagaimana melaksanakan arti kehidupan yang kelak akan membawa diri manusia sesuai langkahnya (berbuat baik atau sebaliknya memberikan kebaikan atau sebaliknya, menjadi yang terbaik atau sebaliknya) menuju kembali kepada Yang Maha pencipta/Allah SWT.

Didalam perjalanan hidupnya ada utusan (duta) yang membawa surat (pegangan/ keyakinan) sebagai pengendali yang sama-sama kuatnya, keduanya berperang (kebaikan melawan kejahatan) dan keduanya meninggal, yang raga menjadi jasad, dan sukma pergi menghadap kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Dalam pandangan Islam, memahami manusia merupakan salah satu jalan penting untuk mengenal hakekat dan syariat Tuhan, karena hakekat itu sendiri adalah proses pengenalan Tuhan dan alam semesta dengan melihat ke dalam diri manusia (Man Arafa Nafsahu Faqodal Arafa Robbahu) “ Kenalilah dirimu, maka engkau akan mengenal Tuhanmu”.

sumber: tan ngendhak gunaning jalma 1974.

















Peribahasa Atau Kalimat Ungkapan

Peribahasa Jawa

Peribahasa adalah kelompok kata yang mempunyai susunan yang tetap dan mengandung aturan berperilaku, nasihat, prinsip hidup, perbandingan atau perumpamaan. Peribahasa biasanya menggunakan kiasan untuk menggambarkan maksud tertentu.

> Urip Iku Urup (Hidup itu Nyala, Hidup itu hendaknya memberi manfaat bagi orang lain disekitar kita, semakin besar manfaat yang bisa kita berikan tentu akan lebih baik, tapi sekecil apapun manfaat yang dapat kita berikan, jangan sampai kita menjadi orang yang meresahkan masyarakat).

> Memayu Hayuning Bawana, Ambrasta dur Hangkara (Manusia hidup di dunia harus mengusahakan keselamatan, kebahagiaan dan kesejahteraan; serta memberantas sifat angkara murka, serakah dan tamak).

> Sura Dira Jayaningrat, Lebur Dening Pangastuti (segala sifat keras hati, picik, angkara murka, hanya bisa dikalahkan dengan sikap bijak, lembut hati dan sabar)

> Ngluruk Tanpa Bala, Menang Tanpa Ngasorake, Sekti Tanpa Aji-Aji, Sugih Tanpa Bandha (Berjuang tanpa perlu membawa massa; Menang tanpa merendahkan atau mempermalukan; Berwibawa tanpa mengandalkan kekuasaan, kekuatan; kekayaan atau keturunan; Kaya tanpa didasari kebendaan)

> Datan Serik Lamun Ketaman, Datan Susah Lamun Kelangan (Jangan gampang sakit hati manakala musibah menimpa diri; Jangan sedih manakala kehilangan sesuatu).

> Sepi ing Pamrih Rame ing Gawe, Banter tan Mbancangi, Dhuwur tan Ngungkuli (Bekerja keras dan bersemangat tanpa pamrih; Cepat tanpa harus mendahului; Tinggi tanpa harus melebihi)

> Aja Gumunan, Aja Getunan, Aja Kagetan, Aja Aleman (Jangan mudah terheran-heran; Jangan mudah menyesal; Jangan mudah terkejut-kejut; Jangan mudah kolokan atau manja).

> Aja Ketungkul Marang Kalungguhan, Kadonyan lan Kemareman (Janganlah terobsesi atau terkungkung oleh keinginan untuk memperoleh kedudukan, kebendaan dan kepuasan duniawi).

> Aja Kuminter Mundak Keblinger, Aja Cidra Mundak Cilaka (Jangan merasa paling pandai agar tidak salah arah; jangan suka berbuat curang agar tidak celaka).

> Aja Milik Barang Kang Melok, Aja Mangro Mundak Kendo (Jangan tergiur oleh hal-hal yang tampak mewah, cantik, indah; Jangan berfikir mendua agar tidak kendor niat dan kendor semangat).

> Aja Adigang, Adigung, Adiguna (Jangan sok kuasa, sok besar, sok kuat).

> Alon-alon waton klakon
Filosofi ini sebenarnya berisikan pesan tentang hati-hati, Padahal kandungan maknanya sangat dalam. Filosofi ini mengisyaratkan tentang kehati-hatian, waspada, istiqomah, keuletan, dan yang jelas tentang hati-hati.

> Nrimo ing pandum
Arti yang mendalam menunjukan pada sikap Kejujuran, keiklasan, ringan dalam bekerja dan ketidakinginan untuk korupsi. Inti filosofi ini adalah Orang harus iklas menerima hasil dari usaha yang sudah dia kerjakan.

> Saiki jaman edan yen ora edan ora komanan, sing bejo sing eling lan waspodo.
Hanya orang yang ingat kepada Allah (disini saja juga tidak cukup) dan waspada terhadap duri-duri kehidupan yang setiap saat bisa datang dan menghujam kehidupan, sehingga bisa mengakibatkan musibah yang berkepanjangan.

> Mangan ora mangan sing penting ngumpul

Makan tidak makan yang penting kumpul'. Filosofi ini adalah sebuah peribahasa. Kalimat peribahasa tidaklah tepat kalau diartikan secara aktual. Filosofi ini sangat penting bagi kehidupan berdemokrasi. Kalau bangsa kita mendasarkan demokrasi dengan falsafah diatas saya yakin negara kita pasti akan aman, tentram dan sejahtera.'Mangan ora mangan' melambangkan eforia demokrasi, yang mungkin satu pihak mendapatkan sesuatu (kekuasaan) dan yang lain pihak tidak. Yang tidak dapat apa-apa tetap legowo. 'Sing penting ngumpul' melambangkan berpegang teguh pada persatuan, yang artinya bersatu untuk tujuan bersama.
Saya pikir Filosofi 'Mangan ora mangan sing penting kumpul' adalah filosofi yang cocok yang bisa mendasari kehidupan demokrasi bangsa Indonesia agar tujuan bangsa ini tercapai.

> Wong jowo ki gampang di tekuk-tekuk.

Filosofi ini juga berupa ungkapan peribahasa yang dalam bahasa Indonesia adalah 'Orang Jawa itu mudah ditekuk-tekuk'. Ungkapan ini menunjukan fleksibelitas dari orang jawa dalam kehidupan. mudah bergaul dan kemampuan hidup di level manapun baik miskin, kaya, pejabat atau pesuruh sekali pun. Orang yang memegang filosofi ini akan selalu giat bekerja dan selalu ulet dalam meraih cita-citanya.

> Sing Sabar lan Ngalah Dadi kekasih Allah (Yang sabar dan mengalah akan jadi kekasih Allah).

> Sing Prihatin Bakal Memimpin (Siapa berani hidup prihatin akan menjadi satria, pejuang dan pemimpin).

> Sing Resik Uripe Bakal Mulya (Siapa yang bersih hidupnya akan hidup mulya).

> Sukeng tyas yen den hita (suka/bersedia menerima nasihat, kritik, tegoran).

> Jer basuki mawa beya (keberhasilan seseorang diperoleh dengan pengorbanan).

> Ajining dhiri dumunung ing kedhaling lathi (nilai diri seseorang terletak pada gerak lidahnya).

> Ajining sarira dumunung ing busana (nilai badaniah seseorang terletak pada pakaiannya)

> Amemangun karyenak tyasing sesama (membuat enaknya perasaan orang lain).

> Kridhaning ati ora bisa mbedhah kuthaning pasthi (Gejolak jiwa tidak bisa merubah kepatian)

> Budi dayane manungsa ora bisa ngungkuli garise Kang Kuwasa (Budi daya manusia tidak bisa mengatasi takdir Yang Maha Kuasa).

> Sura dira jayaningrat lebur dening pangastuti (kemarahan dan kebencian akan terhapus/hilang oleh sikap lemah lembut).

> Tan ngendhak gunaning janma (tidak merendahkan kepandaian manusia).

> Sepiro duwurmu ngudi kawruh, sepiro jeromu ngangsu ngilmu, sepiro akehe guru ngajimu tembe mburine mung arep ketemu marang sejatine awake dewe (sopo sing wus biso nemo’ake sedulur batine kakang kawah adi ari2 papat kiblat lima pancer, sejatine wus nemu guru sejatine).

> Sekti tanpo aji digdoyo tanpo guru, (sudah sakti tanpa ‘pegangan’/maksudnya tanpa jimat, aji-aji, ilmu kebatinan dan sudah hebat tanpa berguru).

Mikul dhuwur mendhem
Sebenarnya memiliki makna sangat dalam, yakni menjunjung tinggi derajat dan harkat martabat orang tua Peribahasa tersebut mengajarkan kita agar mampu menjunjung tinggi derajat dan harkat martabat orang tua.

https://hiburankuinspirasiku.blogspot.com/2022/05/memasuki-masa-pensiun.html
https://tulisanpenting12.blogspot.com/2022/06/por-desa-mangun-jaya-2022.html
https://syukur-nikmat.blogspot.com/2022/06/kompak-itu-indah-dan-indah-itu-olahraga.html
https://serunisumarnie2019.blogspot.com/2022/06/memasuki-masa-pensiun.html https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEj7ns2Nyza4LDVT1SCikFjyFMsg8IW41p4BKYFMayhYtkzZy5FBnxy0ERrCNz35G0nCefoIym5iLiFjuMhx95cmJ_PkjCF0d8t9fJdfjGe8XAlpMwysY2AzUuiWIgttXip1ZHbSkenBAXLLoh6mCHGLgeMPlSjcc9eb09d7YoFrZiSCpfUaYiWDqziV=s1000










Tembang Macapat

Perjalanan Hidup Manusia dalam Tembang Macapat Rangkaian sastra yang di bubuhkan dalam bentuk tembang Macapat Jawa yang diawali dari masku...